Sore itu, Mas Jodi duduk di kursi plastik depan rumah sambil menikmati camilan kesukaannya: bakwan basah yang baru dibeli dari tukang gorengan lewat. Di tangan kanan ponsel menampilkan layar Mahjong, di tangan kiri selembar bakwan dengan sambal sachet yang baru dipencet setengah. Udara agak panas, tapi suasananya santai — sampai satu tetes sambal yang terlalu pedas membuatnya meringis sambil berdesis pelan. “Aduh, pedes banget ini!” ujarnya sambil buru-buru menelan air liur.

Refleks, ia menekan tombol spin tanpa sengaja saat membersihkan ujung jarinya. Layar ponsel bergetar lembut, dan dalam hitungan detik, tiga simbol scatter hitam muncul di tengah layar dengan cahaya berkilau. “Lho… kok pas banget sama pedesnya,” katanya sambil tertawa kecil. Antara menahan pedas dan terkejut, Mas Jodi hanya bisa geleng-geleng kepala. “Sambal sachet beneran bawa hoki, nih.”

Panas di Lidah, Hoki di Layar

Mas Jodi tidak menganggap kejadian itu kebetulan biasa. “Aneh tapi lucu,” katanya sambil menatap layar HP yang masih berkilau. Ia mulai berpikir bahwa rasa pedas yang mendadak membuat tubuhnya lebih siaga, seolah seluruh fokusnya terserap ke satu momen. “Pas lidah kebakar dikit, otak malah lebih fokus,” ujarnya sambil tertawa.

Ia menekan spin sekali lagi — masih sambil meniup-niup lidah — dan kali ini wild ikut muncul di sudut kanan layar. “Waduh, sambalnya belum turun, wild-nya malah naik,” katanya geli. Teman-temannya di grup pun ikut tertawa setelah ia ceritakan. Salah satu membalas, “Berarti kuncinya bukan pola, tapi sambal sachet!”

Sensasi yang Bikin Pikiran Melek

Mas Jodi mulai sadar bahwa tubuh punya cara unik untuk menyeimbangkan reaksi. “Kayak waktu lidah panas, malah bikin jari lebih cepat gerak,” katanya. Ia merasa, di antara rasa pedas dan suara spin yang berputar, ada sinkronisasi aneh yang justru bikin tenang. “Pedesnya kayak alarm, bikin sadar penuh.”

Setelah beberapa kali mencoba ulang (tanpa menambah sambal, tentu saja), ia menyadari bahwa keberuntungan itu bukan dari pedasnya, tapi dari fokus mendadak yang lahir karena kejutan kecil. “Pas otak berhenti mikir pola, malah muncul scatter,” ujarnya sambil tertawa. Ia merasa bahwa permainan justru jadi lebih rileks ketika dijalani tanpa niat berlebihan — hanya menikmati momen, bahkan kalau momen itu sedang kepedesan.

Scatter, Rasa, dan Refleks

Pengalaman sore itu membuat Mas Jodi berpikir bahwa tubuh dan pikiran kadang bekerja bareng tanpa sadar. “Kayak scatter itu muncul pas otak lagi kosong,” ujarnya. Mungkin karena fokusnya terbagi antara rasa pedas dan tombol spin, hasilnya justru terasa natural. “Gak niat banget, tapi malah dapet yang bagus.”

Ia lalu memandang bungkus sambal sachet yang sudah hampir kosong. “Lucu juga, benda sekecil ini malah jadi bagian dari cerita hoki,” katanya. Ia tidak ingin mengulang eksperimen itu lagi setiap hari, tapi rasa pedas sore itu sudah cukup jadi kenangan yang menghibur. “Kalau scatter-nya muncul, ya syukur. Kalau enggak, ya masih dapet bakwan enak,” ujarnya ringan.

Refleksi: Ketenangan yang Datang dari Rasa

Bagi Mas Jodi, sore itu bukan tentang kemenangan, tapi tentang momen kecil yang tak disengaja. Rasa pedas, udara sore, dan keberuntungan yang datang bareng — semuanya terasa seperti lelucon manis dari semesta. “Kayak dunia lagi bercanda,” katanya. Ia belajar bahwa keberuntungan bisa muncul di tengah kesederhanaan, bahkan dari camilan jalanan dan sambal sachet yang kepedesan.

Sejak hari itu, setiap kali beli bakwan, Mas Jodi selalu tersenyum sebelum memencet sambal sachet. “Siapa tahu scatter-nya nongol lagi,” ujarnya pelan, sambil menyiapkan spin berikutnya dengan senyum santai.

Penutup: Pedas di Lidah, Scatter di Hati

Kisah Mas Jodi jadi pengingat bahwa hoki kadang datang bersamaan dengan hal-hal kecil yang tidak direncanakan. Scatter hitam yang muncul di tengah rasa pedas hanyalah simbol bahwa hidup kadang memberi kejutan paling lucu di momen paling sederhana.

Dan kini, setiap kali rasa pedas mulai terasa di ujung lidah, Mas Jodi hanya tersenyum dan berkata, “Kalau scatter-nya muncul lagi, berarti sambalnya beneran ajaib.”