Sore itu, Mas Adit duduk di meja dapur kecil dengan semangkuk mie bungkus yang baru ia seduh. Ia sedang lapar, tapi juga penasaran untuk mencoba satu spin lagi di Mahjong Ways 2 sebelum makan. Dengan satu tangan memegang ponsel, satu lagi memegang garpu, ia menunggu air panas meresap sambil menatap layar permainan. Tapi tanpa ia sadari, ada hal kecil yang terlewat — semua bumbu di mie-nya tertukar.
Bumbu pedas masuk lebih dulu, bumbu gurih tertinggal di bungkus, dan bubuk cabai malah tercecer di meja. Saat ia aduk tanpa pikir panjang, rasa mie itu pun jadi aneh: asin di bawah, manis di atas, pedas di ujung sendok. Ia menatapnya bingung sambil tertawa kecil, lalu tanpa berpikir, menekan tombol spin. Tak sampai tiga detik, scatter muncul berturut-turut di layar — tiga simbol, persis seperti urutan rasa di mangkuknya.
Bagi Mas Adit, momen itu terasa seperti candaan kecil dari semesta. Ia tidak merasa sedang beruntung luar biasa, tapi timing-nya terlalu pas untuk diabaikan. “Mie-nya aja acak, tapi scatternya malah rapi banget,” katanya sambil menelan tawa dan rasa pedas yang makin terasa di lidah.
Ia menatap layar ponselnya yang kini menampilkan pola kemenangan dengan warna emas berkilau. Suara khas dari Mahjong Ways 2 memenuhi ruangan, sementara ia hanya duduk diam, menikmati kontras antara rasa kacau di mulut dan hasil yang selaras di layar. Rasanya aneh, tapi menenangkan.
Bermain bagi Mas Adit bukan soal strategi besar. Ia melakukannya seperti menikmati makanan — perlahan, tanpa rencana berlebih. Hari itu, mie bumbu tertukar justru menjadi pengingat lucu bahwa tidak semua hal harus sempurna agar bisa berjalan baik. Kadang yang acak justru punya pola sendiri, hanya saja kita tak selalu sadar sedang di tengahnya.
Saat scatter berputar, pikirannya terasa ringan. Ia tak sedang berharap besar, hanya mengikuti alur. Dan ketika simbol-simbol itu berhenti di posisi yang tepat, ia merasa bukan sedang menang, tapi sedang “nyambung” dengan sesuatu yang lebih besar dari sekadar keberuntungan.
Mie dengan bumbu tertukar itu jadi pelajaran kecil tentang keseimbangan. Mas Adit tertawa sambil terus memakannya, meski rasanya aneh. “Kayaknya ini mie paling gak niat tapi paling berkesan,” katanya. Scatter yang muncul tepat di momen itu membuatnya berpikir bahwa kadang harmoni lahir dari ketidaksempurnaan — seperti rasa asin yang ketemu pedas, tapi entah kenapa tetap enak.
Permainan dan kehidupan berjalan dengan pola yang mirip: kadang terasa berantakan, tapi punya ritme tersembunyi yang membawa kita ke titik yang tepat tanpa disadari. Dan Mas Adit, dengan caranya sendiri, menemukan kenyamanan dalam kekacauan kecil itu.
Setelah semua selesai, scatter berhenti, hadiah muncul, dan ponselnya kembali diam. Mas Adit menatap mie di mangkuknya yang hampir habis, lalu tersenyum. Ia tidak menganggap kejadian itu istimewa, hanya lucu dan pas. “Kayak dua hal yang gak cocok, tapi kompak banget,” ujarnya pelan.
Ia sadar bahwa dalam hidup, banyak hal datang bukan karena kita memaksakannya, tapi karena kita cukup tenang untuk membiarkannya terjadi. Sama seperti mie dengan bumbu tertukar itu — awalnya terasa salah, tapi di akhir malah membawa rasa yang berimbang dan hasil yang manis.
Kisah Mas Adit mungkin sederhana, tapi mengandung pesan yang dalam: kadang keberuntungan muncul bukan dari perhitungan, tapi dari penerimaan. Saat segalanya tampak berantakan — entah bumbu yang tertukar atau putaran simbol yang tak pasti — ada momen kecil di mana semua itu justru selaras.
Dan sejak hari itu, setiap kali ia membuat mie instan, Mas Adit tak lagi peduli bumbunya tertukar atau tidak. Ia hanya tertawa sambil berkata, “Yang penting tenang, siapa tahu scatter-nya ikut muncul lagi.”