Scatter Hitam Mahjong Muncul Saat Mas Rama Tidur Ngos-ngosan Sambil Pegang HP di Dalam Selimut Berembun

Merek: BAGINDA799
Rp. 1.500
Rp. 150.000 -99%
Kuantitas

Malam itu udara kamar Mas Rama terasa lembab dan pengap. Hujan baru saja reda, dan sisa dingin menempel di dinding. Ia berbaring di kasur, berselimut tebal sampai kepala, memegang ponsel di tangan kanan. Layar Mahjong masih menyala samar di balik kain. Napasnya terdengar pelan tapi berat, sesekali ngos-ngosan karena posisi tidurnya yang miring dan terhimpit selimut. “Sekali spin lagi, abis itu tidur,” katanya dalam hati, setengah mengantuk.

Jari telunjuknya menyentuh layar tanpa niat kuat. Suara efek permainan terdengar teredam, seolah datang dari jauh, terbungkus kain tebal. Tapi beberapa detik kemudian, layar memancarkan cahaya kuat — simbol scatter hitam muncul berturut-turut, menembus embun tipis yang menempel di kaca pelindung ponsel. “Hah?” gumamnya pelan. Ia membuka sedikit selimut, matanya menatap kilau simbol itu. “Wah, beneran muncul…” ujarnya dengan napas masih setengah terengah.

Antara Kantuk, Lembab, dan Keberuntungan

Mas Rama tidak benar-benar tahu apa yang terjadi. “Kayaknya tanganku asal nekan,” katanya keesokan paginya sambil tertawa kecil. Tapi dalam kantuk itu, ia merasakan sesuatu yang aneh — seolah layar ponsel dan napasnya berdetak dalam irama yang sama. “Pas aku ngos-ngosan, scatter-nya muncul bareng,” tambahnya. Ia menyebutnya “sinkronisasi absurd antara ngantuk dan hoki.”

Bagi Mas Rama, momen itu bukan sekadar keberuntungan, tapi juga tanda bahwa bahkan di kondisi paling malas sekalipun, sesuatu yang menyenangkan bisa muncul. “Lucunya, waktu aku lagi gak fokus, malah dapet hasil bagus,” ujarnya. Ia kemudian menulis catatan kecil di notepad HP-nya: *‘Kadang hoki datang pas setengah tidur’.*

Selimut Berembun dan Cahaya dari Layar

Udara hangat di balik selimut membuat layar ponsel sedikit berembun. Titik-titik uap itu menempel di permukaan kaca, membiaskan cahaya permainan hingga terlihat seperti bintang kecil yang menari. “Cahaya wild-nya jadi lembut banget,” kata Mas Rama sambil mengingat momen itu. Ia merasa seperti sedang menatap langit mini di dalam selimut.

Ia tidak menganggapnya kebetulan aneh, tapi lebih seperti momen kecil yang menghibur. “Rasanya tenang,” ujarnya. “Kayak main di dunia sendiri.” Bagi Mas Rama, selimut malam itu bukan sekadar pelindung dari dingin, tapi ruang sunyi tempat keberuntungan menampakkan diri dengan cara yang lembut dan nyaris tak disengaja.

Hoki yang Datang Saat Tak Diharapkan

Sejak kejadian itu, Mas Rama tidak pernah lagi bermain sambil terburu-buru. “Aku malah suka main pas udah rebahan,” katanya sambil tersenyum. Ia menganggap kejadian scatter hitam itu sebagai pengingat bahwa kadang, keberuntungan datang bukan saat kita mengejarnya, tapi saat kita benar-benar rileks. “Mungkin karena pikiranku kosong, jadi semuanya ngalir aja,” tambahnya.

Ia bahkan sempat bercanda dengan teman-temannya di grup: “Kalau pengen scatter hitam, coba main pas ngos-ngosan di selimut.” Semua tertawa, tapi diam-diam mereka tahu, cerita seperti itu entah kenapa terasa masuk akal — karena setiap pemain punya momen “aneh tapi nyata”-nya sendiri.

Refleksi: Di Antara Tenang dan Tak Sadar

Bagi Mas Rama, malam itu bukan soal hasil besar atau kemenangan mendadak. Itu tentang suasana — kehangatan di balik selimut, bunyi hujan yang baru reda, dan layar kecil yang tiba-tiba menyalakan cahaya keberuntungan. “Scatter-nya kayak ngikutin napasku,” ujarnya pelan, mengenang momen yang sederhana tapi membekas.

Ia belajar bahwa terkadang, hal yang paling alami justru membawa hasil terbaik. “Gak perlu tegang, gak perlu mikir banyak,” katanya. “Kadang hoki cuma butuh kita diem dan napas pelan.”

Penutup: Keberuntungan yang Lembut Seperti Uap Selimut

Kisah Mas Rama menjadi pengingat bahwa keberuntungan tidak selalu datang dengan gemuruh. Kadang ia hadir di tengah hening, dalam embun tipis, dan napas yang perlahan. Scatter hitam malam itu bukan sekadar kemenangan digital — tapi simbol dari ketenangan yang muncul di saat tubuh lelah tapi hati tetap ringan.

Dan sejak malam itu, setiap kali udara kamar kembali lembab, Mas Rama tersenyum kecil sebelum tidur dan berbisik, “Siapa tahu scatter-nya nyusul lagi, pelan-pelan, kayak embun di selimut.”

@ Seo Kengo799